Jumat, 12 Maret 2010

STRUKTUR PASAR DAN PERFORMANSI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

STRUKTUR PASAR DAN PERFORMANSI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

Master Theses from JBPTITBPP / 2007-03-14 18:12:38
Oleh : Rina Indiastuti, S2 - Industrial Engineering and Management
Dibuat : 1989-00-00, dengan 1 file

Keyword : Bank, competition, monopoly, oligopoly

Salah satu persoalan struktur perekonomian yang menghambat kegiatan pembangunan yang berkesinambungan adalah struktur keuangan dan perbankan yang masih belum memadai dan belum efisien serta belum mampu menghimpun dan sekaligus menyalurkan daya secara seimbang untuk tujuan pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh kekuatan dari dalam negeri. Dalam menanggulangi hambatan tersebut telah dilakukan upaya oleh pemerintah dan sektor perbankan itu sendiri. Yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah penetapan beberapa regulasi di sektor perbankan, sedangkan dari sektor perbankan telah dilakukan peningkatan dalam kuantitas maupun kualitas dana yang dihimpun maupun dana yang dipinjamkan. Keberhasilan sektor perbankan dalam mengkontribusikan perannya untuk kepentingan makro tergantung dari kemampuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh seluruh bank atau industri perbankan. Melalui dasar pemikiran itu, telah dilakukan penelitian mengenai Struktur pasar dan Performansi Industri Perbankan Indonesia. Tujuan penelitian adalah mengamati dan mendefinisikan struktur pasar pada industri perbankan, mengukur performansi industri dan membuat peta kegiatan perbankan di Indonesia, dan mencari beberapa masukan sebagai alternatif terwujudnya sistem perbanakn yang ideal. Struktur pasar pada industri perbankan menunjukkan atribut-atribut dari pasar yang dapat mempengaruhi proses dan intensitas persaingan antar bank dalam industri. Atribut-atribut yang telah diteliti telah disimpulkan sebagai berikut : bank dan kantor bank berjumlah banyak yaitu 5895 bank dan 7423 kantor bank, tidak ada hambatan atau penghalang bagi bank atau bank baru untuk masuk pasar, konsumen bebas memilih bank-bank yang sesuai dengan keinginannya dan konsumen mempunyai informasi yang cukup baik mengenai produk/jasa yang ditawarkan bank, jenis produk/jasa pokok bank yang ditawarkan terdiferensiasi dan untuk produk/jasa bank lainnya telah terjadi diversifikasi, dan terjadi konsentrasi kegiatan oleh sebagian bank yang mempunyai keunggulan dalam asset, dana dan jangkauan pelayanan. Dengan demikian, struktur pasar menunjukkan bahwa bank sebagai salah satu pelaku dalam pasar menghadapi tingkat persaingan yang tinggi untuk sebagian kegiatan, khususnya kegiatan dalam menawarkan produk/jasa pokok. Namun pada kegiatan bank lainnya, mereka mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi dinamika kegiatan pasar atau mereka mempunyai kekuatan monopoli untuk sebagian kegiatan tersebut. Dan kombinasi antara kekuatan persaingan dan kekuatan monopoli mengindikasikan struktur pasar persaingan monopolistik. Namun dari dominasi kegiatan bank oleh sekelompok bank merupakan gejala struktur pasar yang berada diantara persaingan monopolistik dan oligopoli. Menghadapi struktur pasar yang demikian, industri perbankan melakukan kegiatan dipasar dengan corak perilaku tertentu. Bentuk perilaku ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap bank dalam struktur industrinya. Corak perilaku atau kegiatan dilakukan dengan memperhatikan kendala yaitu pencapaian tujuan industri perbankan yang juga mencerminkan tujuan setiap bank sebagai suatu badan usaha. Pencapaian tujuan ini hanya dapat dilakukan jika dinamika kegiatan industri sesuai dan selaras dengan struktur pasarnya. Untuk mengetahui sejauh mana tujuan industri pebankan dapat dicapai dengan asumsi mempunyai struktur pasar pada saat ini maka telah diukur performansi industri perbankan Indonesia. Metoda pengukuran menggunakan Analisa Proses Hirarki. Metoda ini menghendaki dijabarkannya seluruh kegiatan industri ke dalam beberapa hirarki. Hirarki terendah merupakan kriteria kegiatan yang dapat diukur prestasinya. Hirarki yang lebih tinggi merupakan elemen kegiatan. Bobot antar kriteria pada setiap elemen dan bobot antar subelemen pada setiap elemen harus deketahui, karena nilai performansi adalah fungsi dari nilai kriteria clan bobot. Dari perhitungan yang telah dilakukan berdasarkan 10 elemen yang mewakili faktor dalam dan faktor luar dan dijabarkan atas 37 kriteria dan 68 subkriteria, diperoleh nilai performansi industri perbankan Indonesia sebesar 6,3345. Nilai performansi ini merupakan nilai relatif terhadap angka 10 yang merupakan nilai performansi maksimum yang dapat dicapai. Dari jumlah elemen kegiatan yang membentuk nilai performansi tersebut, kegiatan penyediaan prasarana fisik/non fisik dan keterikatan bank terhadap Bank Indonesia memberikan kontribusi nilai performansi yang paling besar yaitu 7,3. Sedangkan elemen kegiatan keuangan, konsumen dan pendayagunaan dana dan pemasaran mempunyai nilai peformansi yang rendah, namun dari ketiga elemen tersebut hanya elemen keuangan yang mempunyai nilai performansi paling rendah yaitu 3,9. Buruknya performansi kegiatan keuangan disebabkan oleh prestasi industri perbankan yang buruk dalam Roe, solvabilitas, Roi dan Profitabilitas. Nilai performansi industri perbankan dapat pula diinterpretasikan sebagai rata-rata nilai performansi yang dicapai oleh seluruh bank. Jika terhadap seluruh bank tersebut dibedakan atas kelompok bank pemerintah, swasta nasional dan swasta asing maka performansi relatif terbaik adalah kelompok bank pemerintah, kemudian kelompok bank swasta asing dan terakhir adalah kelompok bank swasta nasional.

Deskripsi Alternatif :

Salah satu persoalan struktur perekonomian yang menghambat kegiatan pembangunan yang berkesinambungan adalah struktur keuangan dan perbankan yang masih belum memadai dan belum efisien serta belum mampu menghimpun dan sekaligus menyalurkan daya secara seimbang untuk tujuan pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh kekuatan dari dalam negeri. Dalam menanggulangi hambatan tersebut telah dilakukan upaya oleh pemerintah dan sektor perbankan itu sendiri. Yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah penetapan beberapa regulasi di sektor perbankan, sedangkan dari sektor perbankan telah dilakukan peningkatan dalam kuantitas maupun kualitas dana yang dihimpun maupun dana yang dipinjamkan. Keberhasilan sektor perbankan dalam mengkontribusikan perannya untuk kepentingan makro tergantung dari kemampuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh seluruh bank atau industri perbankan. Melalui dasar pemikiran itu, telah dilakukan penelitian mengenai Struktur pasar dan Performansi Industri Perbankan Indonesia. Tujuan penelitian adalah mengamati dan mendefinisikan struktur pasar pada industri perbankan, mengukur performansi industri dan membuat peta kegiatan perbankan di Indonesia, dan mencari beberapa masukan sebagai alternatif terwujudnya sistem perbanakn yang ideal. Struktur pasar pada industri perbankan menunjukkan atribut-atribut dari pasar yang dapat mempengaruhi proses dan intensitas persaingan antar bank dalam industri. Atribut-atribut yang telah diteliti telah disimpulkan sebagai berikut : bank dan kantor bank berjumlah banyak yaitu 5895 bank dan 7423 kantor bank, tidak ada hambatan atau penghalang bagi bank atau bank baru untuk masuk pasar, konsumen bebas memilih bank-bank yang sesuai dengan keinginannya dan konsumen mempunyai informasi yang cukup baik mengenai produk/jasa yang ditawarkan bank, jenis produk/jasa pokok bank yang ditawarkan terdiferensiasi dan untuk produk/jasa bank lainnya telah terjadi diversifikasi, dan terjadi konsentrasi kegiatan oleh sebagian bank yang mempunyai keunggulan dalam asset, dana dan jangkauan pelayanan. Dengan demikian, struktur pasar menunjukkan bahwa bank sebagai salah satu pelaku dalam pasar menghadapi tingkat persaingan yang tinggi untuk sebagian kegiatan, khususnya kegiatan dalam menawarkan produk/jasa pokok. Namun pada kegiatan bank lainnya, mereka mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi dinamika kegiatan pasar atau mereka mempunyai kekuatan monopoli untuk sebagian kegiatan tersebut. Dan kombinasi antara kekuatan persaingan dan kekuatan monopoli mengindikasikan struktur pasar persaingan monopolistik. Namun dari dominasi kegiatan bank oleh sekelompok bank merupakan gejala struktur pasar yang berada diantara persaingan monopolistik dan oligopoli. Menghadapi struktur pasar yang demikian, industri perbankan melakukan kegiatan dipasar dengan corak perilaku tertentu. Bentuk perilaku ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap bank dalam struktur industrinya. Corak perilaku atau kegiatan dilakukan dengan memperhatikan kendala yaitu pencapaian tujuan industri perbankan yang juga mencerminkan tujuan setiap bank sebagai suatu badan usaha. Pencapaian tujuan ini hanya dapat dilakukan jika dinamika kegiatan industri sesuai dan selaras dengan struktur pasarnya. Untuk mengetahui sejauh mana tujuan industri pebankan dapat dicapai dengan asumsi mempunyai struktur pasar pada saat ini maka telah diukur performansi industri perbankan Indonesia. Metoda pengukuran menggunakan Analisa Proses Hirarki. Metoda ini menghendaki dijabarkannya seluruh kegiatan industri ke dalam beberapa hirarki. Hirarki terendah merupakan kriteria kegiatan yang dapat diukur prestasinya. Hirarki yang lebih tinggi merupakan elemen kegiatan. Bobot antar kriteria pada setiap elemen dan bobot antar subelemen pada setiap elemen harus deketahui, karena nilai performansi adalah fungsi dari nilai kriteria clan bobot. Dari perhitungan yang telah dilakukan berdasarkan 10 elemen yang mewakili faktor dalam dan faktor luar dan dijabarkan atas 37 kriteria dan 68 subkriteria, diperoleh nilai performansi industri perbankan Indonesia sebesar 6,3345. Nilai performansi ini merupakan nilai relatif terhadap angka 10 yang merupakan nilai performansi maksimum yang dapat dicapai. Dari jumlah elemen kegiatan yang membentuk nilai performansi tersebut, kegiatan penyediaan prasarana fisik/non fisik dan keterikatan bank terhadap Bank Indonesia memberikan kontribusi nilai performansi yang paling besar yaitu 7,3. Sedangkan elemen kegiatan keuangan, konsumen dan pendayagunaan dana dan pemasaran mempunyai nilai peformansi yang rendah, namun dari ketiga elemen tersebut hanya elemen keuangan yang mempunyai nilai performansi paling rendah yaitu 3,9. Buruknya performansi kegiatan keuangan disebabkan oleh prestasi industri perbankan yang buruk dalam Roe, solvabilitas, Roi dan Profitabilitas. Nilai performansi industri perbankan dapat pula diinterpretasikan sebagai rata-rata nilai performansi yang dicapai oleh seluruh bank. Jika terhadap seluruh bank tersebut dibedakan atas kelompok bank pemerintah, swasta nasional dan swasta asing maka performansi relatif terbaik adalah kelompok bank pemerintah, kemudian kelompok bank swasta asing dan terakhir adalah kelompok bank swasta nasional.

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark

PropertiNilai Properti
ID PublisherJBPTITBPP
OrganisasiS2 - Industrial Engineering and Management
Nama KontakDrs. Mahmudin, SIP.
AlamatJl. Ganesha 10
KotaBandung
DaerahJawa Barat
NegaraIndonesia
Telepon62-22-2509118, 2500089
Fax62-22-2500089
E-mail Administratorinfo@lib.itb.ac.id
E-mail CKOmahmudin@unix.lib.itb.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar