a. Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia
1. Tahun 1973 – 1984:
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) membentuk komite untuk menetapkan
standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI).
2. Tahun 1984 – 1994:
komite PAI melakukan revisi mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan
Prinsip Akuntansi Indonesia PAI 1994. Menjelang akhir tahun 1994 Komite
Standar Akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip – prinsip
akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan – pernyataan standar
akutansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut.
Revisi ini menghasilkan 35 peryataan standar akuntansi keuangan, yang
sebagian besar adalah hasil harmonisasi dengan IAS yang dikeluarkan oleh
IASB.
3. Tahun 1994 – 2004:
perubahan patokan standar keuangan dari US GAAP ke IFRS. Hal ini telah
menjadi kebijakan Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standards
sebagai dasar membangun standar keuangan Indonesia. Pada tahun 1995,
IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar – standar akuntansi
baru, IAS mendominasi isi dari standar ini selain US GAAP dan dibuat
sendiri.
4. Tahun 2006 – 2008:
dilakukan konvergensi IFRS tahap 1. Sejak tahun 1995 sampai dengan
tahun 2010, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara
berkesinambungan, proses revisi ini dilakukan sebanyak enam kali, yakni 1
Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1
September 2007 dan 1 Juli 2009. Sampai dengan 2008 jumlah IFRS yang
diadopsi baru 10 standar.
Roadmap konvergensi IFRS di Indonesia
IFRS / IAS yang sudah diadopsi hingga saat ini:
IFRS / IAS yang telah diadopsi ke dalam PASK hingga 31 Desember 2008
| |
IAS 2
|
Inventories
|
IAS 10
|
Events after balance sheet date
|
IAS 11
|
Construction contracts
|
IAS 16
|
Property, plant and equipment
|
IAS 17
|
Leases
|
IAS 18
|
Revenues
|
IAS 19
|
Employee benefits
|
IAS 23
|
Borrowing costs
|
IAS 32
|
Financial instruments: presentation
|
IAS 39
|
Financial instruments: recognation and measurement
|
IAS 40
|
Investment propert
|
IFRS / IAS yang telah diadopsi ke dalam PASK pada tahun 2009
| |
IFRS 2
|
Shared-based payment
|
IFRS 4
|
Insurance contracts
|
IFRS 5
|
Non-current assets held for sale and discontinued operations
|
IFRS 6
|
Exploration for and evaluation of mineral resources
|
IFRS 7
|
Financial instruments: disclosure
|
IAS 1
|
Presentation of financial statements
|
IAS 27
|
Consolidated and separate financial statements
|
IAS 28
|
Investments in associates
|
IFRS 3
|
Business combination
|
IFRS 8
|
Segment reporting
|
IAS 8
|
Accounting policies, changes in accounting estimates and errors
|
IAS 12
|
Income taxes
|
IAS 21
|
The effects of charges in foreign changes rates
|
IAS 26
|
Accounting and reporting by retirement benefit plans
|
IAS 31
|
Interests in joint ventures
|
IAS 36
|
Impairment of assets
|
IAS 37
|
Provisions , contigent liabilities and contigent assets
|
IAS 38
|
Intangible assets
|
IFRS / IAS yang telah diadopsi ke dalam PASK pada tahun 2008
| |
IAS 7
|
Cash flow statements
|
IAS 20
|
Accounting for goverment grants and dislosure of goverment assistance
|
IAS 24
|
Related party disclosure
|
IAS 29
|
Financial reporting in hyperinflationary economics
|
IAS 33
|
Earning per share
|
IAS 34
|
Interim financial reporting
|
IAS 41
|
Agriculture
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar